Press Enter / Return to begin your search.

Karakter yang Baik Kunci Kesuksesan Anak

Ditulis Oleh:  Irina Susilaningrum

Mendampingi anak dalam proses perkembangannya adalah kebahagiaan guru, karena kesuksesan anak terletak pada karakter pribadinya.

Untuk Mas Menteri Nadiem, saya adalah seorang guru yang ada di tengah perkotaan. Saya mengajar di salah satu sekolah di Bumi Serpong Damai, Tangerang Selatan. Suasana yang super sibukmenjadi kegiatan sehari-hari. Begitu juga dengan kondisi anak-anak didik saya. Beberapa dari mereka hidup di tengah kesibukan orang tuanya. Kondisi pandemi mengharuskan anak-anak belajar di rumah. Sebagai guru, saya sangat memahami bagaimana anak dan orang tua menyesuaikan diri dengan hal ini. Kurang lebih 2 tahun pembelajaran secara jarak jauh sudah dilakukan di sekolah kami, bahkan seluruh Indonesia.

Tentunya banyak halang rintang yang terjadi saat pembelajaran online. Hal yang menjadi perhatian saya adalah pendidikan karakter anak yang harus tetap diperhatikan. Mengingatbeberapa anak didik hidup di tengah kesibukan orang tua. Kesulitan yang berkaitan dengan tugas, rasa bosan saat Zoom, dan materi yang tidak dipahami sangat erat pada mereka. Lain hal dengan anak-anak yang sudah terfasilitasi lengkap dan pendampingan penuh di rumah. Dengan ini saya berpikir, jika mereka memiliki karakter yang kuat, maka kondisi seperti apa pun akan bisa survive.

Pembelajaran yang saya terapkan tidak jauh dari nilai-nilai kehidupan. Bahan ajar yang saya buat selalu berkaitan dengan nilai hidup untuk mereka teladani dalam kehidupan sehari-hari, sehingga lebih kontekstual dan dapat diterima oleh anak. Contohnya pembelajaran yang terintegrasi antara Bahasa Indonesia, PPKn, dan Matematika. Saya pun menarik pengalaman dari hal-hal yang mereka alami. Hal yang menjadi kendala adalah ketika menghadapi anak yang sulit diajak berkomunikasi, sedangkan saya tidak melakukan pendekatan secara langsung. Itu adalah patah hati terberat sebagai guru. Saya hanya berharap afirmasi positif yang saya berikan melalui kata-kata yang hangat bisa teringat dan menjadi bekal hidupnya.

Kondisi demikian tidak menyurutkan semangat untuk mendampingi mereka menjadi pribadi yang luar biasa. Saat pembelajaran, saya mengajak mereka untuk saling menghargai meskipun tidak bertemu. Saya memberi ruang untuk saling berbagi pengalaman dan ilmu pengetahuan. Belajar mendengarkan teman yang sedang berbicara dan menerima pendapat dengan tulus. Tentunya yang terpenting adalah mengelola emosi dan mengungkapkan perasaan. Sering kali mereka panik, bosan, dan rindu teman-teman. Saya mengajak untuk rileksasi mengatur napas saat mereka marah, kecewa, dan sedih. Di akhir pembelajaran, mereka selalu membuat refleksi diri mengenai tindakan apa saja yang sudah dilakukan, perasaan yang dialami, dan rasa syukur terhadap Tuhan atas apa yang mereka dapat hari itu.

Kebahagiaan saya adalah saat apa yang diterapkan dapat diterima dengan baik. Mereka menjadi anak yang memiliki daya juang luar biasa. Bertanggung jawab dan menyadari apa yang harus mereka lakukan. Terlepas dari beberapa anak yang masih membutuhkan bimbingan secara personal di luar pembelajaran. Saya senang bisa saling belajar dengan mereka. Harapan saya, mereka tumbuh menjadi generasi penerus bangsa yang bijaksana dan berkarakter agar mampu menghadapi segala kondisi di masa hidupnya. ***

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *